INSPIRASIJATENG.COM – Ratusan warga Desa Sudimoro, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, turun ke jalan dengan amarah membara. Mereka menolak keras truk tronton bertonase besar melintasi jalan desa yang baru saja dicor beton. Aksi ini dipicu oleh kerusakan jalan yang mulai terlihat akibat kendaraan berat yang nekat melintas.
Jalan ini sejatinya dibangun sebagai jalur evakuasi jika Gunung Merapi bergejolak. Namun, alih-alih digunakan untuk kepentingan warga, jalan tersebut malah dipakai truk tambang yang mengangkut pasir dari lereng gunung. Warga tak tinggal diam mereka langsung bertindak!
Dipimpin langsung oleh Kepala Desa Sudimoro, Much Rofi, ratusan warga bergerak dengan konvoi puluhan sepeda motor dan mobil bak terbuka. Mereka menuju lokasi depo pasir di Jeruk Agung, Srumbung, tempat sejumlah truk tronton bersiap mengangkut material. Warga berang melihat kendaraan-kendaraan raksasa itu masih bertahan di sana meski sudah diperingatkan.
“Kami sudah mengikhlaskan tanah untuk pelebaran jalan ini! Tapi ini bukan untuk jalan tambang! Kalau jalan ini rusak, siapa yang rugi? Masyarakat!” seru salah satu warga yang ikut aksi.
Tak hanya jalan yang terancam, irigasi warga juga mulai rusak akibat lalu-lalang kendaraan tambang. “Dulu jalan ini cuma 2-3 meter, sekarang 7 meter karena murni hibah dari masyarakat. Tapi malah seenaknya dipakai untuk tambang. Ini pelecehan terhadap warga!” ujar warga lainnya.
Situasi sempat memanas saat warga dan sopir truk beradu argumen. Beruntung, aparat TNI-Polri sigap mengamankan situasi sehingga bentrokan bisa dicegah. Setelah negosiasi yang cukup tegang, para sopir akhirnya menyerah dan sepakat untuk turun tanpa muatan, dikawal langsung oleh warga hingga keluar dari wilayah desa.
“Jalan ini masih baru, tapi sudah retak! Kalau dibiarkan, ini bisa hancur dalam hitungan bulan! Kami tidak akan tinggal diam,” tegas salah satu warga yang mengikuti aksi.
Aksi ini menjadi bukti bahwa warga Sudimoro siap bertindak tegas demi mempertahankan hak mereka. Mereka tak ingin kepentingan segelintir pihak merugikan mayoritas warga yang sudah bersusah payah menjaga infrastruktur desa.
Editor: Redaksi