INSPIRASIJATENG.COM – Ketika mendengar nama Desa Paremono, terbayang camilan Peyek Petho yang gurih dan renyah khas desa di wilayah Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang itu. Diketahui, desa ini menjadi produsen terbesar Peyek Petho se-Indonesia.
Kendati demikian, Peyek Petho khas Paremono rupanya masih jarang dikenal oleh masyarakat luas. Pasalnya, makanan tradisional berbahan dasar tepung beras dan ikan petho tersebut lebih sering dijual secara offline tanpa adanya merek, sehingga sulit terjamah oleh konsumen.
Hal tersebut membuat Mahasiswa KKN Untidar Desa Paremono di Dusun Trojayan baru-baru ini berinisiatif mengadakan sebuah Workshop Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bertajuk “Srawung UMKM: Penguatan Branding dan Legalitas untuk UMKM Berdaya Saing Tinggi”.
Acara yang digelar Jumat (17/01/2025) tersebut menghadirkan 54 peserta yang merupakan pegiat UMKM di Desa Paremono, tak terbatas pada UMKM Peyek Petho saja, tetapi juga UMKM lainnya.
Ketua KKN Desa Paremono, Ryan Alfitriansyah mengatakan jika acara tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pegiat UMKM akan pentingnya branding, khususnya legalitas. Terlebih masalah legalitas memang menjadi masalah krusial yang sering dikeluhkan para pegiat UMKM di Desa Paremono.
“Memang saat pertama kali kami survei ke sini, masalah krusialnya adalah legalitasnya. Banyak yang belum memiliki NIB, PIRT, SNI, Halal. Maka dari itu, kami fokuskan workshop ini untuk membuka mata para pegiat UMKM agar memahami pentingnya legalitas tersebut. Bahkan beberapa dari mereka ternyata ada juga yang belum mengetahui jika mengetahui pembuatan NIB itu gratis. Makanya kita titik beratkan di situ,” ungkapnya saat dihubungi, Jumat (24/01/2025).
Sementara Tim Acara Srawung UMKM, Yasmin Fadhilah mengungkapkan acara tersebut menggandeng dua pemateri yakni Anisa Romas, Owner Ipang Production yang membawakan materi Branding, Legalitas, Pemasaran B2B/B2C. Sedangkan pemateri kedua yakni Muhammad Pramuja, visual designer yang membawakan materi serta praktik pembuatan desain kemasan sebagai branding.
Kedua pemateri tersebut dipilih agar dapat menghasilkan kombinasi pemahaman akan pengaruh branding dan legalitas terhadap kemajuan UMKM. Terlebih dahulu, pada sesi akhir para pegiat UMKM mentransmisikan secara langsung pembuatan desain menggunakan aplikasi Canva dengan sangat antusias.
“Paremono ini memang sudah dipatenkan sebagai produsen Peyek Petho, namun sayangnya bisnis UMKM Peyek Petho di Paremono ini sangat menjamur tanpa adanya diferensiasi. Sehingga tidak ada perbedaan antara Peyek Petho satu dengan yang lain,” ujarnya.
Dengan workshop ini, ia berharap ke depan pegiat UMKM di Paremono memahami apa itu branding, sehingga mereka dapat berinovasi.
“Seperti membuat Peyek Petho aneka rasa, agar nantinya antara Peyek Petho satu dan lainnya memiliki brand dan value-nya masing-masing, sehingga bisa dikatakan naik kelas,” ujarnya .
Kepada awak media, Kepala Dusun Trojayan, Hanifa Ulin Nuha sebagai perwakilan Perangkat Desa Paremono yang ikut menghadiri kegiatan tersebut berharap agar workshop ini dapat menambah pengetahuan para pegiat UMKM di Desa Paremono. Sehingga berimbas pada puncaknya Peyek Petho dapat menjadi ikon dari Desa Paremono.
Di sini kami juga berterima kasih kepada mahasiswa KKN Untidar yang telah mengadakan workshop ini. Tentu harapannya semoga tidak hanya menambah wawasan saja, tetapi juga semangat dari para pegiat UMKM di Desa Paremono untuk meningkatkan branding, marketing, dan bisa naik kelas. Semoga makanan- makanan khas tradisional Desa Paremono ini nantinya dapat menjadi ikon tersendiri bagi Desa Paremono,” tutupnya .
Reporter: agri/arista
Editor: Redaksi