INSPIRASIJATENG.COM – Beternak ayam merupakan usaha yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Usaha ini sangat menguntungkan, baik sebagai usaha sampingan, maupun sebagai usaha pokok. Hal itu telah dibuktikan oleh Azar Anas Ragawi (34) yang tinggal di Niron, Pandowoharjo, Sleman, DIY, Selasa (21/01/2025).
Azar Anas dulu berprofesi sebagai guru honorer pada sebuah yayasan pendidikan, namun dirinya juga tertarik di bidang peternakan ayam. Kemudian dia memulai beternak ayam kampung sebagai usaha sampingan, dan memanfaatkan lahan di belakang rumahnya untuk dibuat kandang ayam.
Hasil dari beternak ayam kampung, menurutnya, cukup menjanjikan sebagai usaha sampingan. Hal itu terbukti, dengan kegigihannya, Azar kini mampu meraup omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan.
“Awalnya saya mulai dengan 10 ekor betina dan satu ayam jago. Itu sekitar tahun 2013,” ujarnya saat berbagi ilmu di Ragawi Farm miliknya, Selasa (21/01/2025).
Azar mengaku sebelumnya dia sering gonta-ganti jenis ayam yang dipelihara. Sempat mengembangkan jenis ayam kampung biasa, kemudian beralih ke ayam kampung jenis Jowo Super (Joper). Namun kini dia memilih fokus membudidayakan jenis ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) bersama keluarganya.
Dalam memulai usaha peternakan ayam KUB itu, dia mengawali dengan modal uang Rp 10 juta untuk membeli 200 ekor anakan ayam atau DOC (day old chicken) pada tahun 2019. Ratusan ayam itu kemudian dia kembangkan hingga usianya cukup matang. Sebagian ayam ada yang dijual, sebagian lagi dimanfaatkan untuk indukan.
Berkat ketekunannya, lulusan sarjana kesenian ini pun bisa mengembangkan peternakan ayam KUB miliknya menjadi beberapa sektor bisnis. Mulai penjualan telur, penjualan DOC, penjualan ayam hidup hingga penjualan ayam kampung potong bersih.
Dalam sebulan Azar mampu meraup omzet hingga Rp 50 juta per bulan. Pendapatan paling besar berasal dari penjualan DOC hingga ke wilayah Jawa, Bali, Madura, serta Palembang. Kemudian juga dari penjualan daging ayam ke rumah-rumah makan yang menyediakan menu ayam kampung.
Dalam menjalankan bisnis peternakan ayamnya itu, Azar mengaku memang perlu kesabaran dan ketekunan. Sebab, pertumbuhan ayam kampung tidak secepat ayam broiler. Sehingga banyak peternak yang ingin membesarkan ayam dengan cara instan melalui makanan berbahan kimia dan obat-obatan.
Azar mengatakan, penggunaan obat-obatan maupun makanan kimia terhadap ayam kampung berdampak pada menurunnya kualitas daging yang dihasilkan. Selain fokus beternak, Azar pun rutin menggelar pelatihan bagi masyarakat yang ingin menekuni usaha peternakan ayam KUB.
Dipilihnya ayam KUB untuk dibudidayakan, Azar mengungkapkan bahwa ayam jenis ini hanya 5% yang mengeram, usia mulai bertelur lebih awal dibanding ayam kampung biasa. Dijelaskan pula, ayam KUB bisa bertelur 200-240 butir per ekor per tahun. Selain itu, ayam KUB lebih tahan terhadap penyakit dan pertumbuhannya lebih cepat.
“Kunci beternak ayam KUB itu harus sabar dan diusahakan ayam sehat. Perlu dipelajari juga nutrisi pakan bagi ayam itu,” pungkasnya.
Reporter: agr/art
Editor: Redaksi