ALLAH TIDAK BOLEH DIVISUALKAN, TIDAK BOLEH DIGAMBARKAN
Dalam pelajaran terkait nama dan sifat Allah, dari sini terkandung pelajaran bahwa Allah tidak boleh divisualkan, tidak boleh dijelaskan, tidak boleh disebutkan hakikat Allah itu seperti apa.
Karena Allah Ta’ala berfirman,
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Allah.”(QS. Al-Ikhlas: 4)
Juga dalam ayat,
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS. Asy-Syura : 11)
Allah Maha Melihat, Allah Maha Mendengar, namun tidak sama dengan melihat dan mendengar makhluk yang semuanya serba terbatas.
Dalam memahami Dzat, nama, dan sifat Allah, kita tetapkan nama dan sifat Allah tersebut tanpa melakukan:
√ takwil (merubah maknanya),
√ tak-thil (menolak sebagian sifat Allah),
√ takyif (memvisualkan atau menggambarkan bagaimana wujud sifat Allah),
√ tam-tsil (menyamakan dengan sifat Allah dengan sifat makhluk), dan
√ tafwidh (tidak mau menjelaskan pengertian sifat Allah).
Demikian, semoga bisa pahamkan pada anak-anak kita ketika mereka bertanya:
• Siapakah Allahmu?
• Allah itu makan apa?
• Bagaimana menghadapi Allah?
• Siapa yang menciptakan Allah ?
Jawabannya adalah Allah tidak semisal denganmakhluk-Nya. Allah tidak bergantung padamakhluk-Nya. Allah tidak menciptakan siapa pun. Allah itu tidak boleh kita katakan butuh pada makan sebagaimana kita manusia. Allah itu Maha Mendengar dan Maha Melihat, namun tidak sama dengan makhluk-Nya yang mendengar dan melihat secara keseluruhan. Allah itu Mahatinggi, Mahakaya, tidak butuh padamakhluk, Allah itu yang menciptakan kita semua.
Semoga Ayah bunda diberikan akidah yang lurus dan selalu diberi taufik untuk menjadi anak-anak jadi saleh salehah.