INSPIRASIJATENG. COM – Di balik megahnya Jembatan Kali Progo Sucipto Suwigo yang kini berdiri kokoh menghubungkan Desa Rejosari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, dengan Kampung Ngembak Lor, Kota Magelang, tersimpan kisah luar biasa tentang keberanian dan kepedulian seorang petani biasa bernama Sucipto Suwigo. Jum’at (10/1/2025).
Sebelum jembatan ini diresmikan oleh Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana pada Kamis (9/1/2025), masyarakat hanya mengenal penyeberangan sederhana yang memutar-ayun seperti dalam adegan film “ Indiana Jones ”. Kini, jembatan ini menjadi bukti nyata bahwa inisiatif seorang warga desa mampu menciptakan perubahan yang menggerakkan jutaan rupiah dan membawa dampak besar bagi masyarakat.
Pada tahun 1989, ketika warga Rejosari dan sekitarnya hanya bergantung pada rakit bambu ( gethek ) untuk seluruh Sungai Progo, Sucipto melihat risiko besar yang mengintai, terutama bagi anak-anak sekolah dan para pedagang.
Dengan kondisi ekonomi sederhana, ia mengambil langkah berani: membangun jembatan gantung dengan tekad modal, bahan seadanya, dan gotong-royong masyarakat.
Selama dua dekade, ia menjaga jembatan itu meminta tanpa biaya sepeser pun dari para pengguna. Sumbangan sukarela yang dikumpulkan sepenuhnya digunakan untuk perawatan jembatan.
“Bapak tidak pernah memikirkan untung. Baginya, jembatan itu adalah nyawa bagi warga,” ujar Pantopo, putra almarhum Sucipto Suwigo.
Jembatan sederhana yang dirintis Sucipto terus digunakan hingga lebih dari 30 tahun, hingga akhirnya digantikan dengan struktur permanen yang lebih kokoh.
Pembangunan jembatan baru dimulai pada tahun 2023 dan rampung dalam 10 bulan dengan anggaran mencapai Rp 48,6 miliar. Kini, jembatan ini tidak hanya menjadi penghubung ekonomi dan pendidikan, tetapi juga simbol penghormatan terhadap jasa Sucipto.
“Nama ini tidak sekadar dihargai. Ini adalah pesan bahwa seorang petani biasa dengan hati besar mampu mengubah nasib masyarakat,” ungkap Nana Sudjana saat peresmian .
Perjuangan Sucipto diabadikan tidak hanya melalui nama jembatan, tetapi juga dalam ingatan warga yang mengandalkan jembatan itu selama bertahun-tahun. Kisahnya menjadi inspirasi, bahwa keberanian melawan keadaan adalah langkah pertama menuju perubahan besar.
Kini, Jembatan Kali Progo Sucipto Suwigo berdiri sebagai pengingat: tidak ada perjuangan yang terlalu kecil untuk membawa dampak besar.
Penulis: agr/art
Editor: Redaksi