UNGARAN _ INSPIRASIJATENG.COM – Amarah yang tak terkontrol bisa berujung ke ranah hukum. Seperti RD, 17 tahun anak seorang guru agama SD Delik 2, warga Dusun Karangtengah Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang yang melakukan pengeroyokan, penganyayaan terhadap tetangganya sendiri, pada senin 15/7/24 sekitar pukul 20.40 WIB
Ironisnya Ayah RD yang profesinya guru agama SD Delik 2 malah terlibat bersama FR kakak kandung RD.
Merasa dianiaya, korban DS dan istri yang juga kader Partai Gerindra lalu pergi ke Polres Semarang Ungaran untuk membuat Laporan Pidana Umum, Rabu, 17/7/24.
Kejadian bermula sejak jam 19.00 tersangka RD yang masih aktif siswa SMK Negeri 3 Salatiga sudah mondar mandir dengan motor GL brongnya, maklum masyarakat juga menyebut RD adalah anak Geng Motor Brong, lalu saat korban DS sedang keluar masjid acara pengajian rutin dengan banyak saksi di depan masjid yang berseberangan dengan rumah DS, senin 15/7/24 sekitar pukul 20.40 WIB, tersangka RD melintas lagi, kali ini dengan motor brong Ninja, lalu dihentikan dan ditegur DS dan SP yang anaknya umur 3 bulan sedang sakit panas sebab imunisasi, Ternyata tersangka RD tersinggung dan tidak terima kemudian mengejek korban dan semua kelompok pengajian. Namun, korban DS diam dan tidak menghiraukan tersangka. Akhirnya tersangka emosi kemudian memukul korban DS.
Merasakan situasi yang banyak saksi ditambah tempramen RD masih berusia 17 tahun pelajar kelas 2 SMK Negeri 3 Salatiga serta Pendekar Tapak Suci dan sebagai anak Geng Motor Brong, kemudian korban DS meminta agar orang tua/bapak RD ke TKP untuk menyelesaikan kesalah pahaman tersebut secara bijak kekeluargaan.
Selang beberapa menit RD datang kembali bersama ayahnya AH dan FR kakak kandung RD menuju rumah Korban DS. Keributan keduapun terjadi karena RD langsung memukul DS hingga terjungkal, kemudian FR memeluk erat DS agar tidak bisa bergerak leluasa sementara RD terus menghunjam kan pukulan, tendangan kearah DS, sedangkan AH yang berprofesi guru agama selalu menghalangi warga yang ingin melerai penganiyayaan tersebut.
Melihat DS terkapar dan terus dihajar oleh RD, Istri DS/WW nekat melerai dan melindungi sang suami, namun naas WW pun jadi bulan-bulanan bogem bahkan tendangan tersanka RD dan FR disertai dengan umpatan-umpatan kasar. Beruntung banyak saksi di TKP tergugah bersatu untuk melerai.
Keributan penganiyayaan malam itu menjadi buah bibir di Desa Karangtengah, banyak masyarakat yang keluar ditambah ramainya suara motor brong dari komunitas Geng yang ikut kepo atas kejadian tersebut.
Tokoh dan masyarakat berharap aparat penegak hukum segera memproses kasus ini hingga tuntas, agar kejadian arogansi ini menjadi hikmah demi menjaga ketentraman di lingkungan masyarakat, demikian ungkapan banyak masyarakat Desa Karangtengah kepada awak media INSPIRASIJATENG.COM. (*/mangpujan)