INSPIRASIJATENG.COM – Makanan memang menjadi kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan manusia sebagai sumber nutrisi bagi tubuh.
Namun dalam beberapa kondisi sulit, seperti kekeringan maupun peperangan, makanan menjadi sebuah komoditi mewah yang sulit diakses oleh semua orang.
Kelangkaan bahan makanan menjadikan inovasi tercipta sehingga masyarakat yang melalui masa-masa ini dapat bertahan hidup di masa depan.
Dalam ranah peperangan, biasanya monopoli sumber daya alam dilakukan oleh pihak yang berkuasa sebagai rasa superioritas dan mencakup musuh.
Berabad-abad silam, Perang Jawa yang berkebar di Pulau Jawa ini memiliki cerita kuliner yang unik tentang menu makanan unik favorit bagi Pasukan Diponegoro.
Pasukan Pangeran Diponegoro saat itu diketahui sangat menyukai menu makanan bernama Bubur Blendrang.
Mereka kerapkali menyantap Bubur Blendrang untuk berbuka puasa, hal tersebut karena kepercayaan dan pola pikir perihal menu istimewa ini yang bisa menjadi sumber energi baik bagi tubuh.
Bubur ini adalah menu makanan sederhana yang tidak bergantung pada bahan-bahan yang sulit dicari. Bahkan pengolahannya pun sangat sederhana.
Dahulu, bubur ini dibuat dengan bahan baku tahu dan tempe, namun karena seiring berkembangnya jaman serta inovasi karena dianggap bahwa tahu dan tempe tidak lagi menarik untuk dijadikan olahan Blendrang.
Muncullah ide dari para penjual untuk mengganti bahan baku pembuatan Bubur Blendrang ini dengan balungan (campuran daging dan tulang) dari kambing,
Namun seiring berjalannya waktu, harga pasaran tulang kambing naik dan cukup mahal bagi para penjual Blendrang, akhirnya mereka pun beralih ke tulang ayam yang lebih terjangkau.
Buat bikin menu ini dibutuhkan sebagian bahan, terdiri dari tulang ayam atau kambing yang diolah dengan rempah serta tepung sehingga menghasilkan hidangan bubur putih kental yang amat berkaldu.
Bahan baku lain untuk Blendrang terdiri dari sejumlah bumbu. Seperti bawang merah, bawang putih, cabai, kencur, jahe, penyedap rasa, dan gandum.
Bumbu-bumbu itulah yang membuat Bubur Blendrang khas Muntilan ini memiliki cita rasa gurih bercampur dengan pedas.
Bubur Blendrang ini bertekstur sangat lembut, sehingga ringan dikonsumsi dan sangat cocok dimakan sebagai makanan sajian ataupun pembuka.
Biasanya, sebagai tradisi turun-temurun, warga Muntilan Magelang menjadikan Bubur Blendrang sebagai menu penyambut Hari Raya Idul Adha bagi masyarakat beragama Islam. (redaksi)redaksi)