MAGELANG, inspirasijateng.com – Marwoto (62) warga Banyuroto, Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang telah memanfaatkan kotoran ternaknya menjadi biogas selama 17 tahun terakhir. Biogas tersebut mampu menggantikan penggunaan kompor kayu atau pun elpiji
Bahkan, berkat menggunakan biogas, Marwoto tak pernah merasakan ketergantungan terhadap penggunaan elpiji.
Belum lama ini, desa Banyuroto menyabet penghargaan Desa Mandiri Energi (DME) Kategori Mapan. Tak hanya itu, Desa Banyuroto juga menyandang gelar Desa Program Iklim (Proklim) Kategori Lestari. Peringkat tertinggi di bidangnya.
“Marwoto merupakan salah satu warga yang memulai praktik baik tersebut sampai hari ini. Petani yang juga peternak itu awalnya mengetahui inovasi pemanfaatan kotoran dari kelompok tani yang dia ikuti, Poktan Karya Makmur. βAwalnya dulu saya ikut di balai desa ada Program Prima Tani. Kemudian Prima Tani mengajukan untuk ada biogas,β kata Marwoto, saat ditemui di rumahnya di RT 009 RW 009, pada Sabtu (8/7/2023).
βTertarik mencoba karena ada pengiritan elpiji, terus limbah juga bisa dimanfaatkan lagi jadi kompos. Karena sebelumnya belum dimanfaatkan,β kata Marwoto.
Biodigesters merupakan alat yang digunakan untuk mengolah limbah organik seperti kotoran sapi menjadi biogas. Alat itu mengaduk kotoran yang masuk dalam lubang untuk mengekstraksi gas metan di dalamnya. Menariknya, biodigester itu terpasang di ruang tengah rumah Marwoto. Alat sepanjang 4 meter itu ditutup dengan papan kayu dan plastik.
Tanpa ada rasa khawatir, ia memasang tikar dan kasur di bagian paling luar. Setelah gas dari kotoran diekstraksi, hasilnya biogas dapat diubah menjadi api dan digunakan sebagai pengganti kompor elpiji atau kompor kayu.
βSebelum pakai biogas, dulu belum ada elpiji. Jadi pakai kayu. Jadi kalau kekurangan pakai kayu, kalau sudah cukup ya enggak perlu. Utamanya pakai biogas ini,β kata dia.
Ia merasa beruntung karena dahulu terpilih menerima bantuan biodigester.
βKarena manfaatnya kan double. Jadi gas, dan sisa kotorannya jadi kompos padat dan cair. Jadi enggak perlu beli kompos, karena di sini kan kami petani. Sudah satu tahun tanaman cabai dipupuk pakai kotoran, setiap minggu panen terus ini. Seperempat hektar dipupuki sendiri,β ujar dia.
Selama belasan tahun menggunakan, pihaknya tidak merasakan kendala atau kerusakan pada alat biodigester. Hanya kompornya saja yang perlu peremajaan.