KLATEN. INPSPIRASIJATENG.COM- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Klaten menggerebek sebuah prostitusi berkedok warung soto di Delanggu. Ternyata, prostitusi itu sudah cukup melegenda di kawasan itu.
“Sesuai keterangan warga, memang sudah lama rumah itu untuk kegiatan prostitusi,” terang Sub Koordinator Penindakan Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten, Sulamto, Jumat (12/5/2023).
Namun, selama ini warga memang membiarkan warung tersebut menjadi tempat praktik prostitusi.
“Warga tidak ambil tindakan karena kasihan sebab penghasilan keluarga hanya dari itu (prostitusi) karena tidak ada kepala keluarga yang menghidupi,” kata dia.
Menurut Sulamto, Satpol PP sebenarnya tidak menghalangi keluarga tersebut untuk berusaha warung. Namun pihaknya terpaksa mengambil tindakan lantaran adanya prostitusi di warung itu.
“Kami tetap melakukan penindakan agar rumah itu tidak digunakan prostitusi. Masalah kegiatan warung silakan, tapi tidak untuk pemenuhan untuk hasrat yang lain,” sambung Sulamto.
Seorang warga berinisial S mengatakan, tempat prostitusi itu sudah lama ada. Warga di sekitar lokasi menjuluki tempat itu dengan sebutan Mbok Seger.
“Lokasi itu sudah ada sejak lama, generasi tua juga tahu sebab ada sejak pabrik karung goni ada,” kata S seperti dilansir dari detikcom.
Menurutnya, keberadaan tempat prostitusi itu muncul seiring dengan beroperasinya pabrik goni yang ada di wilayah itu. Sebagai catatan, pabrik goni itu beroperasi sejak era kolonial, tepatnya di tahun 1934.
“Itu sudah turun-temurun dan sekarang yang mengelola anaknya, biasanya orang-orang dari pasar, ke situ. Dari depan warung tapi di belakang itu ada dua atau tiga kamar,” kata dia.
Rumah tersebut ukurannya tidak terlalu besar dengan bangunan tembok tua. Atap bagian teras terlihat lebih rendah dibandingkan rumah lain.
Lokasi rumah itu hanya berjarak sekitar 100 meter dari Pasar Delanggu dan sekitar 500 meter dari bekas pabrik karung goni.
Kabar beredar, tarif yang ditawarkan untuk menggunakan jas tersebut berada di kiaran 70 ribu rupiah. Biaya 15 ribu digunakan untuk membayar sang pemilik rumah. Tentu tarifnya hampir seratus persen lebih mahal dari harga semangkok soto.
Prostitusi ini ditindak setelah beberapa waktu lalu, kabar seorang kakek tewas akibat overdosis obat kuat menyita perhatian publik. Kabarnya, seorang kakek ditemukan tewas akibat overdosis obat kuat lantaran ingin melampiaskan nafsu birahinya.
Hubungan layaknya suami istri tersebut dilakukan sang kakek bersama wanita tuna susila (PSK) di salah satu warung soto itu. (dtc/sm/ins)